TUGAS MAKALAH
PARIWISATA BERKELANJUTAN
Disusun oleh:
EDWIN DAWA (511100102)
JURUSAN: HOSPITALITY
SEKOLAH
TINGGI PARIWISATA
AMPTA YOGYAKARTA
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat TUHAN YANG MAHA ESA yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang tepat pada waktunya yang berjudul “PARIWISATA BERKELANJUTAN”
Makalah ini berisikan tentang informasi prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan.
Diharapkan
Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua . Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga TUHAN senantiasa meridhai segala usaha kita.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga TUHAN senantiasa meridhai segala usaha kita.
Amin.
JOGJAKARTA
27
OKTOBER 2012
PENYUSUN
BAB 1
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu negara
yang memiliki keanegaraman hayati yang sangat tinggi yang berupa
sumber daya alam yang berlimpah, baik di daratan, udara maupun di
perairan. Semua potensi tersebut mempunyai peranan yang sangat
penting bagi pengembangan kepariwisataan, khususnya Pariwisata
berkelanjutan wisata
alam. Potensi Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA) yang dimiliki
Indonesia, antara lain berupa keanekaragaman hayati, keunikan dan
keaslian budaya tradisional, keindahan bentang alam, gejala alam,
peninggalan sejarah/budaya yang secara optimal untuk kesejahteraan
masyarakat.
Keseluruhan potensi ODTWA tersebut di
atas merupakan sumber daya ekonomi yang bernilai tinggi dan sekaligus
merupakan media pendidikan dan pelestarian lingkungan. Sasaran
tersebut di atas dapat tercapai melalui pengelolaan dan pengusahaan
yang benar dan terkoordinasi, baik lintas sektoral maupun swasta yang
berkaitan dengan pengembangan kegiatan pariwisata alam, misalnya
kepariwisataan
berkelanjutan,
pemerintah daerah, lingkungan hidup, dan lembaga swadaya masyarakat.
Dalam pengembangan kegiatan pariwisata berkelanjutan.
- RUMUSAN MASALAH
- Apa pengertian PARIWISATA BERKELANJUTAN?
- Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan untuk membuat suatu PARIWISATA BERKELANJUTAN?
- Bagaimana PARIWISATA BERKELANJUTAN DAERAH atau LOKAL?
C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH
- Tujuan penulisan makalah ini adalah agar terciptanya objek wisata yang ramah lingkungan dengan mengacu pada teori-teori pariwisata berkelanjutan.
BAB II
PEMBAHASAN
- PENGERTIAN PARIWISATA BERKELANJUTAN
pembangunan
kepariwisataan berkelanjutan menjadi hal penting untuk pengembangan
pariwisata diIndonesia. Salah satu pembangunan kepariwisataan
berkelanjutan tersebut adalah green
jobs atau pekerjaan
berkelanjutan di sektor pariwisata
Pembangunan pariwisata berkelanjutan bisa melestarikan dan
memelihara keindahan, kehidupan, dan budaya Indonesia yang diwariskan
untuk generasi yang akan datang. Saat ini dibutuhkan di sektor
pariwisata, keahlian yang hijau.
Ia menuturkan profil kehijauan pengusaha dan perusahaan di sektor
pariwisata dituntut untuk mampu beradaptasi dengan lingkungan.
Perubahan-perubahan, lanjutnya, akan berdampak pada kebijakan
lapangan kerja yang lebih ramah di sektor pariwisata.
Sehingga diperlukan peningkatan keahlian di sektor pariwisata yang
hijau, baik di tingkat pariwisata maupun nasional. Ia sendiri melihat
sudah adanya proses fondasi pembangunan pariwisata berkelanjutan oleh
industri-industri di berbagai daerah di Indonesia.
“Pembangunan kepariwisataan berkelanjutan
bukan pilihan tetapi keharusan. Bukan saja urusan pemerintah, tetapi
juga di sektor pemangku kepentingan dan masyarakat.
Oleh karena itu, rencana strategis pembangunan kepariwisataan
berkelanjutan berkaitan erat dengan pekerjaan yang berbasis
lingkungan. Sehingga menghasilkan pariwisata yang mampu memberikan
lapangan pekerjaan namun tetap berdasarkan pada pelestarian
lingkungan.
“Pariwisata memberikan kesejahteraan dan
pekerjaan yang layak, namun ramah lingkungan.
Pariwisata jika dikelola dengan baik juga bisa menjadi pelestarian
kebudayaan.
- TUJUAN
.
- Untuk menyamakan persepsi para pengembang pariwisata berkelanjutan.
- Sebagai acuan dalam memanfaatkan potensi kawasan secara pariwisata berkelanjutan
- Menggali Potensi pariwisata Untuk Meningkatkan Perekonomian Daerah atau local.
- Kawasan hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri-ciri khas tertentu yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keaneka ragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya. Hutan konservasi terdiri dari Kawasan Pelestarian Alam (meliputi taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam), Kawasan Suaka Alam (meliputi suaka margasatwa dan cagar alam), serta Taman Buru.
- Kawasan Pelestarian Alam adalah hutan dengan ciri-ciri khas tertentu yang mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
- Kawasan Suaka Alam adalah hutan dengan ciri-ciri khas tertentu yang mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman tumbuah dan satwa serta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan.
- Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi alam
- Taman Wisata Alam adalah kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi.
- PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN PARIWISATA BERKELANJUTAN TERHADAP EKOWISATA.
Dalam pengembangan ekowisata perlu diperhatikan prinsip-prinsip
sebagai berikut:
- Konservasi
- Pemanfaatan keanekaragaman hayati tanpa merusak sumber daya alam itu sendiri.
- Relatif tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kegiatannya bersifat ramah lingkungan.
- Dapat dijadikan sumber dana yang besar untuk membiayai pembangunan konservasi.
- Dapat memanfaatkan sumber daya lokal secara lestari.
- Meningkatkan daya dorong yang sangat besar bagi pihak swasta untuk berperan serta dalam program konservasi. Mendukung upaya pengawetan jenis.
- PendidikanMeningkatkan kesadaran masyarakat dan merubah perilaku masyarakat tentang perlunya upaya konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
- Ekonomi
- Dapat memberikan keuntungan ekonomi bagi pengelola kawasan, penyelenggara ekowisata dan masyarakat setempat.
- Dapat memacu pembangunan wilayah, baik di tingkat lokal, regional mapun nasional.
- Dapat menjamin kesinambungan usaha.
- Dampak ekonomi secara luas juga harus dirasakan oleh kabupaten/kota, propinsi bahkan nasional.
- Peran Aktif Masyarakat
- Menggugah prakarsa dan aspirasi masyarakat setempat untuk pengembangan ekowisata.
- Memperhatikan kearifan tradisional dan kekhasan daerah setempat agar tidak terjadi benturan kepentingan dengan kondisi sosial budaya setempat.
- Menyediakan peluang usaha dan kesempatan kerja semaksimal mungkin bagi masyarakat sekitar kawasan.
- Wisata
Menyediakan informasi yang akurat tentang potensi
kawasan bagi pengunjung.
Kesempatan menikmati pengalaman wisata dalam lokasi
yang mempunyai fungsi konservasi.
Memahami etika berwisata dan ikut berpartisipasi
dalam pelestarian lingkungan &
memberikan kenyamanan dan keamanan kepada pengunjung.
- Tahap Perencanaan
Perencanaan merupakan tahap awal dari pengembangan untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. Antisipasi dan regulasi dari perubahan
yang akan terjadi dalam suatu sistem yang akan dikembangkan,
dirancang atau disusun dalam perencanaan. Hal ini dilakukan dengan
harapan bahwa pengembangan dapat meningkatkan keuntungan sosial,
ekonomi dan lingkungan bagi setiap pelakunya. Proses perencanaan
diharapkan terpadu, melibatkan semua pihak dan mengacu kepada rencana
pengembangan lokal, regional dan nasional.
Adapun kriteria yang perlu diperhatikan pada tahap perencanaan ini
meliputi:
pengembangan ekowisata harus mengacu pada rencana pengelolaan
kawasan.
Rencana pengelolaan kawasan merupakan panduan tertulis pengelolaan
habitat, kegiatan, peruntuka kawasan, pengorganisasian dan monitoring
dalam rangka menjamin kelestarian fungsi kawasan. Pengembangan
ekowisata yang merupakan salah satu kegiatan yang diperkenankan untuk
dilakukan didalam kawasan taman nasional dan taman wisata alam,
dengan demikian harus sesuai dengan rencana pengelolaan kawasan.
- Memperhatikan kondisi ekologi/lingkungan.
Alam merupakan modal dasar penyelenggaraan ekowisata, untuk itu
kriteria terhadap aspek ini menjadi sangat penting agar kegiatan
ekowisata tidak menimbulkan dampak yang merusak kawasan Taman
Nasional dan Taman Wisata Alam serta lingkungan sekitarnya. Diantara
yang harus diperhatikan adalah:
- Rona awal kondisi fisik, kimia, biologi dan wilayah yang akan dkembangkan menjadi obyek wisata.
- Perilaku satwa; ekowisata yang akan dikembangkan tidak akan merubah perilaku satwa.
- Perencanaan sarana dan prasarana harus direncanakan dengan seting alam setempat dan tidak memotong lintasan satwa/jalur satwa.
- Memperhatikan daya tarik, keunikan alam dan prospek pemasaran daya tarik tersebut.
Pengemasan produk dan pemilihan obyek yang merupakan ciri khas dan
daya tarik suatu wilayah pengembangan ekowisata harus terencana
dengan baik dan variatif.
- Memperhatikan kondisi sosial, budaya dan ekonomi.
Pengetahuan tentang alam dan budaya serta daya tarik suatu wilayah
dimiliki oleh masyarakat setempat. Oleh karena itu keterlibatan
masyarakat pada tahap perencanaan akan sangat berpengaruh untuk
keberlanjutan obyek dimaksud. Dengan melibatkan masyarakat secara
aktif, masyarakat akan merasa memiliki obyek ekowisata tersebut.
- Tata Ruang
Kegiatan yang direncanakan harus memperhatikan tingkat pemanfaatan
ruang dan daya dukung ruang yang tersedia bagi pengunjung, serta
fasilitas umum yang memadai. Yang harus diperhatikan:
- Kualitas daya dukung lingkungan kawasan tujuan melalui pelaksanaan sistem pemintakatan (zonasi).
- Perencanaan pembangunan wilayah setempat; ekowisata yang akan dikembangkan harus terintegrasi dengan pembangunan wilayah setempat.
- Melakukan analisis potensi dan hambatan yang meliputi analisis terhadap potensi sumberdaya dan keunikan alam, analisis usaha, analisis dampak lingkungan, analisis ekonomi (cost & benefit), analisis sosial dan analisis pemanfaatan ruang.
- Menyusun Action Plan/Rancang Tindak Terintegrasi atas dasar analisis yang telah dilakukan.
- Melakukan Public Hearing/Konsultasi Publik terhadap rencana yang akan dikembangkan.
- Pariwisata Berkelanjutan mempertimbangkan dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan yang ditimbulkannya baik saat ini maupun di masa mendatang; selain itu juga menjawab kebutuhan wisatawan, industri, lingkungan, dan populasi setempat. Hal ini berlaku sama untuk pariwisata di semua ekosistem, baik kawasan perkotaan, pesisir, pedesaan, pegunungan, dan sebagainya; dengan penekanan yang berbeda di masing-masing ekosistem atau konteks masyarakat.
Terdapat dua pendekatan dalam hal ini, yaitu:
- Mereduksi dampak pariwisata pada lingkungan
Jenis-jenis pariwisata berkelanjutan dengan pendekatan ini adalah:
- Pariwisata Ramah Lingkungan
- Ekowisata
- Pariwisata yang Bertanggung Jawab
- Mereduksi dampak pariwisata pada sosial budaya
Jenis-jenis pariwisata berkelanjutan dengan pendekatan ini adalah:
- Pariwisata berbasis masyarakat atau pariwisata inti rakyat
- Pariwisata sukarelawan
- Pariwisata solidaritas
J. Pembangunan pariwisata yang
berkelanjutan dapat dikenali melalui prinsip-prinsipnya yang
dielaborasi berikut ini. Prinsip-prinsip tersebut antara lain
partisipasi, keikutsertaan para pelaku (stakeholder),
kepemilikan lokal, penggunaan sumber daya secara berkelanjutan,
mewadahi tujuan-tujuan masyarakat, perhatian terhadap daya dukung,
monitor dan evaluasi, akuntabilitas, pelatihan serta promosi.
1. Partisipasi
Masyarakat setempat harus mengawasi atau mengontrol pembangunan
pariwisata dengan ikut terlibat dalam menentukan visi pariwisata,
mengidentifikasi sumber-sumber daya yang akan dipelihara dan
ditingkatkan, serta mengembangkan tujuan-tujuan dan strategi-strategi
untuk pengembangan dan pengelolaan daya tarik wisata. Masyarakat juga
harus berpartisipasi dalam mengimplementasikan strategi-strategi yang
telah disusun sebelumnya.
2. Keikutsertaan Para Pelaku/Stakeholder Involvement
Para pelaku yang ikut serta dalam pembangunan pariwisata meliputi
kelompok dan institusi LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), kelompok
sukarelawan, pemerintah daerah, asosiasi wisata, asosiasi bisnis dan
pihak-pihak lain yang berpengaruh dan berkepentingan serta yang akan
menerima dampak dari kegiatan pariwisata.
3. Kepemilikan Lokal
Pembangunan pariwisata harus menawarkan lapangan pekerjaan yang
berkualitas untuk masyarakat setempat. Fasilitas penunjang
kepariwisataan seperti hotel, restoran, dsb. seharusnya dapat
dikembangkan dan dipelihara oleh masyarakat setempat. Beberapa
pengalaman menunjukkan bahwa pendidikan dan pelatihan bagi penduduk
setempat serta kemudahan akses untuk para pelaku bisnis/wirausahawan
setempat benar-benar dibutuhkan dalam mewujudkan kepemilikan lokal.
Lebih lanjut, keterkaitan (linkages) antara
pelaku-pelaku bisnis dengan masyarakat lokal harus diupayakan dalam
menunjang kepemilikan lokal tersebut.
4. Penggunaan Sumber Daya yang Berkelanjutan
Pembangunan pariwisata harus dapat menggunakan sumber daya dengan
berkelanjutan yang artinya kegiatan-kegiatannya harus menghindari
penggunaan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui (irreversible)
secara berlebihan. Hal ini juga didukung dengan keterkaitan lokal
dalam tahap perencanaan, pembangunan dan pelaksanaan sehingga
pembagian keuntungan yang adil dapat diwujudkan. Dalam
pelaksanaannya, kegiatan pariwisata harus menjamin bahwa sumber daya
alam dan buatan dapat dipelihara dan diperbaiki dengan menggunakan
kriteria-kriteria dan standar-standar internasional.
5. Mewadahi Tujuan-tujuan Masyarakat
Tujuan-tujuan masyarakat hendaknya dapat diwadahi dalam kegiatan
pariwisata agar kondisi yang harmonis antara pengunjung/wisatawan,
tempat dan masyarakat setempat dapat terwujud. Misalnya, kerja sama
dalam wisata budaya atau cultural tourism partnership
dapat dilakukan mulai dari tahap perencanaan, manajemen, sampai pada
pemasaran.
6. Daya Dukung
Daya dukung atau kapasitas lahan yang harus dipertimbangkan
meliputi daya dukung fisik, alami, sosial dan budaya. Pembangunan dan
pengembangan harus sesuai dan serasi dengan batas-batas lokal dan
lingkungan. Rencana dan pengoperasiannya seharusnya dievaluasi secara
reguler sehingga dapat ditentukan penyesuaian/perbaikan yang
dibutuhkan. Skala dan tipe fasilitas wisata harus mencerminkan batas
penggunaan yang dapat ditoleransi (limits of acceptable
use).
7. Monitor dan Evaluasi
Kegiatan monitor dan evaluasi pembangunan pariwisata berkelanjutan
mencakup penyusunan pedoman, evaluasi dampak kegiatan wisata serta
pengembangan indikator-indikator dan batasan-batasan untuk mengukur
dampak pariwisata. Pedoman atau alat-alat bantu yang dikembangkan
tersebut harus meliputi skala nasional, regional dan lokal.
8. Akuntabilitas
Perencanaan pariwisata harus memberi perhatian yang besar pada
kesempatan mendapatkan pekerjaan, pendapatan dan perbaikan kesehatan
masyarakat lokal yang tercermin dalam kebijakan-kebijakan
pembangunan. Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam seperti
tanah, air, dan udara harus menjamin akuntabilitas serta memastikan
bahwa sumber-sumber yang ada tidak dieksploitasi secara berlebihan.
9. Pelatihan
Pembangunan pariwisata berkelanjutan membutuhkan pelaksanaan
program-program pendidikan dan pelatihan untuk membekali pengetahuan
masyarakat dan meningkatkan keterampilan bisnis, vocational
dan profesional. Pelatihan sebaiknya meliputi topik
tentang pariwisata berkelanjutan, manajemen perhotelan, serta
topik-topik lain yang relevan.
10. Promosi
Pembangunan pariwisata berkelanjutan juga meliputi promosi
penggunaan lahan dan kegiatan yang memperkuat karakter
lansekap, sense of place, dan identitas
masyarakat setempat. Kegiatan-kegiatan dan penggunaan lahan tersebut
seharusnya bertujuan untuk mewujudkan pengalaman wisata yang
berkualitas yang memberikan kepuasan bagi pengunjung.
BAB III
PENUTUP
- KESIMPULAN
Indonesia
merupakan salah satu negara yang memiliki keanekagaraman
hayati yang sangat tinggi yang berupa sumber daya alam yang
berlimpah, baik di daratan, udara maupun di perairan. Semua potensi
tersebut mempunyai peranan yang sangat penting bagi pengembangan
kepariwisataan, khususnya wisata alam.
Sasaran
tersebut di atas dapat tercapai melalui pengelolaan dan pengusahaan
yang benar dan terkoordinasi, baik lintas sektoral maupun swasta yang
berkaitan dengan pengembangan kegiatan pariwisata berkelanjutan,
misalnya kepariwisataan, pemerintah daerah, lingkungan hidup, dan
lembaga swadaya masyarakat. Dalam pengembangan kegiatan pariwisata
berkelanjutan terdapat dampak
positif dan dampak negatif, baik dalam masalah ekonomi, sosial, dan
lingkungan alami.
- SARAN
Dengan
ditulisnya makalah yang menjelaskan tentang “PARIWISATA
BERKELANJUTAN” Semoga
kita semua benar-benar memahami tentang apa seharusnya kita dapatkan.
Sehingga,
jika ada hak-hak yang belum kita dapatkan, kita bisa
memperjuangkannya. Begitu juga sebaliknya, jika hak-hak sebagai
perencanaan Pariwisata
berkelanjutan, maka sepatutnya kita menjalankan kewajiban kita
sebagai warga Negara. Dengan demikian, negeri ini akan maju dan penuh
dengan keadilan, kemakmuran, aman dan sejahtera.
trimakasih infonya...
BalasHapusizin copas artikelnya... sukses selalu...