Kamis, 28 Februari 2013

TUGAS MAKALAH OBYEK WISATA PARANG TRITIS


                                               TUGAS MAKALAH
OBYEK WISATA PARANG TRITIS



Disusun Oleh:
Nama: EDWIN DAWA
                                                              NIM: 5111000102
        JURUSAN: HOSPITALITY





SEKOLAH TINGGI PARIWISATA AMPTA
JOGJAKARTA
2012







KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat TUHAN YANG MAHA ESA yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan Makalah ini yang tepat pada waktunya.
Makalah ini berisikan tentang informasi OBYEK WISATA PARANG TRITIS
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua . Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga TUHAN senantiasa meridhai segala usaha kita.
Amin.

JOGJAKARTA 30 NOVEMBER 2012

PENYUSUN









DAFTAR ISI
HALAMAN COVER…………………………………………………..i
KATA PENGANTAR………………………………………………….ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN
  1. Latar belakang………………………………………………..1
  2. Rumusan masalah…………………………………………….1
  3. Pembatasan masalah………………………………………….1
  4. Tujuan penilitian……………………………………………...2
  5. Manfaat penulisan…………………………………………….2
  6. Metodologi penulisan…………………………………………2
BAB II LANDASAN TEORI
  1. Pengertian wisata……………………………………………..4
  2. Pengertian obyek dan daya tarik wisata……………………...4
  3. Pengertian pariwisata………………………………………...5
  4. Pengertian pantai……………………………………………..6
BAB III ISI
  1. Sejarah pantai parang tritis…………………………………..7
  2. Keistimewaan pantai parang tritis…………………………...8
  3. Lokasi dan fasilitas pantai parang tritis……………………..9
  4. Sunset di parang tritis……………………………………….10
BAB IV PENUTUP
  1. Kesimpulan………………………………………………….11
  2. Saran………………………………………………………...11










BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
       Obyek wisata yang ada di Indonesia merupakan salah satu dari kekayaan alam yang patut untuk dibanggakan. Setiap daerah di Indonesia memiliki keunikan baik dari segi keindahannya maupun adat istiadat yang ada di daerah tersebut sehingga menarik minat wisatawan untuk mengunjunginya.
       Sektor pariwisata sebagai kegiatan perekonomian telah menjadi andalan dan prioritas pengembangan bagi sejumlah Negara, terlebih bagi Negara berkembang seperti Indonesia yang memiliki potensi wilayah yang luas dengan adanya daya tarik wisata cukup besar, banyaknya keindahan alam, aneka warisan sejarah budaya dan kehidupan masyarakat.
       Untuk meningkatkan peran kepariwisataan, sangat terkait antara barang berupa obyek wisata sendiri yang dapat dijual dengan sarana dan prasarana yang mendukungnya yang terkait dalam industri pariwisata. Usaha mengembangkan suatu daerah tujuan wisata harus memperhatikan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap keberadaan suatu daerah tujuan wisata.
       Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki banyak daya tarik wisata alam salah satunya ada di daerah Bantul yaitu Pantai Parang Tritis. Namun masih banyak wistawan yang belum mengetahui adanya Pantai Parang Tritis, oleh karena perlu adanya penjelasan kepada khalayak umum mengenai Pantai Parang Tritis.

B. Rumusan Masalah
     1.  Bagaimanakah sejarah terjadinya Pantai Parang Tritis?
     2.  Bagaimanakah keistimewaan yang dimiliki pantai Pantai Parang Tritis?
     3.  Dimana Lokasi pantai Parang Tritis dan apa saja fasilitas yang ada di sana?
     4.  Bagaimana Sunset di pantai Parang Tritis?

C. Pembatasan Masalah
     Karena pantai yang ada di Indonesia banyak sekali maka penulis membatasi masalah supaya masalah lebih terarah dan tidak melebar. Penulis hanya menguraikan apa yang penulis ketahui tentang “ Pantai Parang Tritis Yogyakarta”.


D. Tujuan Penelitian
Setiap penulisan sesuatu pasti mempunyai tujuan tertentu, dengan demikian juga penulisan laporan ini penulis mempunyai tujuan :
1. Meningkatkan pengetahuan penulis mengenai obyek wisata.
2. Mengetahui lebih dalam mengenai pantai Parang Tritis Yogyakarta
E. Manfaat Penulisan
    1. Bagi Penulis
a. Mengukur pengetahuan penulis mengenai obyek wisata
b. Sebagai sarana untuk memperdalam ilmu pengetahuan
     2. Bagi Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta
        Sebagai bahan acuan dalam menambah daftar pustaka dan mengevaluasi sejauh mana mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat selama di bangku kuliah.
     3. Bagi Masyarakat
Agar dapat mengetahui lebih mendalam mengenai obyek wisata Pantai Parang Tritis.
F. Metodologi Penulisan
       Untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka penulis melakukan strategi. Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metodologi sebagai berikut:
a. Literatur ( Studi Pustaka) yaitu dengan media internet dan mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang ada seperti menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity) dalam menganalisis data yang diperoleh.
b. Observasi (Pengamatan) yaitu cara yang digunakan dalam  pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung pada obyek,
G. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan karya ilmiah dalam penulisan makalah :
1. Bagian awal
Bagian awal dari laporan ini mencakup halaman judul, cocer, kata pengantar, daftar isi, dan lampiran
2. Bagian inti
Bagian inti terdiri dari tiga bab yaitu :





BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang teori-teori yang berhubungan dengan penulisan karya ilmiah.
BAB III
ISI
Pada bab ini dijelaskan hasil pokok dari permasalahan.
BAB IV
PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran.
3.    Bagian akhir
Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka dan lampiran.




BAB II
LANDASAN TEORI
                  
A. Pengertian Wisata
Menurut Homby As ( 2001 ) wisata adalah sebuah perjalan dimana seseorang dalam perjalanannya singgah sementara di beberapa tempat dan akhirnya kembali lagi ke tempat asal dimana dia melakukan perjalana.
Menurut Soetomo (1994:25) yang di dasarkan pada ketentuan WATA (World Association of Travel Agent = Perhimpunan Agen Perjalanan Sedunia), wisata adalah perjalanan keliling selama lebih dari tiga hari, yang diselenggarakan oleh suatu kantor perjalanan di dalam kota dan acaranya antara lain melihat-lihat di berbagai tempat atau kota baik di dalam maupun di luar negeri.
Menurut H.Kodyat (1983; 4) wiasata adalah perjalanan dari suatu tempat lain bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi social, budaya, alam dan ilmu.
Menurut Fandeli (2001) wisata adalah perjalanan atau sebagai dari kegiatan tersebut dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata.
Wisata memiliki kharakteristik – kharakteristik antara lain :
1. Bersifat sementara, bahwa dalam jangka waktu pendek pelaku wisata akan kembali ke tempat asalnya.
2. Melibatkan komponen - komponen wisata, misalnya sarana transportasi, akomodasi, restoran, objek wisata, toko cinderamata dan lain-lain.
3. Umumnya dilakukan dengan mengunjungi objek wisata dan atraksi wisata
4. Memiliki tujuan tertentu yang intinya untuk mendapatkan kesenangan
Jadi menurut saya adalah perjalanan yang dilakukan seorang atau sekelompk orang lebih dari tiga hari dengan menggunakan kendaraan pribadi, umum, atau biro tertentu dengan tujuan untuk melihat-lihat berbagai tempat atau suatu kota baik di dalam negeri maupun diluar negeri.
B. Pengertian Obyek dan Daya Tarik Wisata
Menurut S. Nyoman Pendit ( 2002 ) obyek wisata atau tempat wisata adalah sebuah tempat rekreasi atau tempat berwisata. Obyek wisata dapat berupa obyek wisata alam seperti gunung, danau, sungai, panatai, laut, atau berupa obyek wisata bangunan seperti museum, benteng, situs peninggalan sejarah, dan lain-lain.
Menurut undang – undang Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan , ada dua jenis objek dan daya tarik wisata , yaitu (1) objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berwujud keadaan alam, flora dan fauna; dan (2) objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro, wisata tirta, wisata buru, wisata petualangan alam, taman rekreasi dan tempat hiburan.
Menurut Spilanne (2002), Daya tarik pariwisata adalah hal – hal yang menarik perhatian wisatawan yang dimiliki oleh suatu daerah tujuan wisata.
Menurut Karyono (1997) suatu daerah tujuan wisata mempunyai daya tarik di samping harus ada objek dan atraksi wisata, juga harus memiliki tiga syarat daya tarik, yaitu: (1) ada sesuatu yang yang bisa dilihat (something to see); (2) ada sesuatu yang dapat dikerjakan (something to do); (3) ada sesuatu yang bisa dikerjakan (something to do); (3) ada sesuatu sesuatu yang bisa dibeli (something to buy)
Menurut Spillane (2002) ada lima unsur penting dalam suatu objek wisata yaitu: (1) attraction atau hal – hal yang menarik perhatian wisatawan;(2) facilities atau fasilitas - fasilitas yang diperlukan; (3) infrastructure atau infrastruktur dari objek wisata, (4) transportation atau jasa – jasa pengangkutan; (5) Hospitality atau keramahtamahan, kesediaan untuk menerima tamu.

C. Pengertian Pariwisata
Menurut Richard Sihite dalam Marpaung dan Bahar (2000:46-47) menjelaskan definisi pariwisata sebagai berikut : Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamsyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.
Menurut H.Kodhyat (1983:4) adalah sebagai berikut : Pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu.
Menurut pendapat Anonymous (1986) Pariwisata adalah kegiatan seseorang dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan perbedaan pada waktu kunjungan dan motivasi kunjungan.
D. Pengertian Pantai
Menurut Sandy ( 1996 ) pantai adalah bagian dari muka bumi dari muka air laut rata-rata terendah sampai muka air laut rata-rata tertinggi.
Definisi atau pengertian pantai, pantai adalah sebuah wilayah yang menjadi batas antara lautan dan daratan, bentuk pantai berbeda-beda sesuai dengan keadaan, proses yang terjadi di wilayah tersebut, seperti pengangkutan, pengendapan dan pengikisan yang disebabkan oleh gelombang, arus, angin dan keadaan lingkungan disekitarnya yang berlangsung secara terus menerus, sehingga membentuk sebuah pantai.






BAB III
ISI

A. Sejarah Pantai Parang Tritis
Pantai Parangtritis, adalah sebuah pantai di pesisir Samudra Hindia yang terletak kira-kira 27 kilometer sebelah selatan kota Yogyakarta.Parangtritis merupakan objek wisata pantai yang cukup terkenal di Yogyakarta selain objek pantai lainnya seperti Samas, Depok, Baron, Kukup, Krakal, dll. Sebenarnya di wilayah pesisir selatan Jogja terdapat sekitar 13 obyek wisata pantai yang semuanya memiliki pesona wisata. Namun entah mengapa Parangtritis yang menempati urutan pertama dalam angka kunjungan wisata, dibanding pantai-pantai lainnya. Mungkin dikarenakan Parangtritis mempunyai keunikan pemandangan yang tidak terdapat pada objek wisata lainnya yaitu selain ombak yang besar juga adanya gunung – gunung pasir yang tinngi di sekitar pantai, dimana gunung pasir tersebut biasa disebut gumuk.
Kepercayaan masyarakat setempat tentang legenda Nyi Roro Kidul juga dengan sendirinya melahirkan pesona tersendiri sehingga mampu menyedot jumlah wisatawan lebih besar dibanding pantai-pantai lainnya. Ada kepercayaan unik di Parangtritis. Boleh percaya boleh tidak bahwa memakai pakaian berwarna hijau di Parangtritis bisa membawa petaka. Menurut kepercayaan masyarakat setempat warna hijau adalah warna kesukaan Nyi Roro Kidul, sehingga dikhawatirkan yang memakai baju / kaos hijau akan diseret ombak ke laut karena dikehendaki oleh sang penguasa laut selatan. Adapun kebenarannya, wallahu alam bishawab.
Nama Parangtritis bisa dibilang cukup menarik. Konon, ada seorang pelarian dari Kerajaan Majapahit bernama Dipokusumo yang melakukan semedi di kawasan ini. Ketika sedang bersemedi, ia melihat air yang menetes (tumaritis) dari celah-celah batu karang (parang). Kemudian ia memberi nama daerah tersebut Parangtritis yang berarti air yang menetes dari batu.
Pantai Parangtritis diyakini merupakan perwujudan dari kesatuan trimurti yang terdiri dari Gunung Merapi, Keraton Jogja, dan Pantai Parangtritis itu sendiri. Masyarakat setempat meyakini Pantai Parangtritis merupakan bagian dari daerah kekuasaan Ratu Selatan atau yang dikenal dengan nama Nyai Roro Kidul. Menurut mereka, Nyai Roro Kidul menyukai warna hijau, oleh karena itu wisatawan yang berkunjung ke Parangtritis disarankan tidak memakai baju berwarna hijau. Selain sarat dengan kisah misteri Nyai Roro Kidul, Pantai Parangtritis juga dikisahkan sebagai tempat bertemunya Panembahan Senopati dengan Sunan Kalijaga sesaat setelah Panembahan Senopati selesai menjalani pertapaan. Selain terkenal sebagai tempat rekreasi, Parangtritis juga merupakan tempat keramat. Banyak pengunjung yang datang untuk bermeditasi. Pantai ini merupakan salah satu tempat untuk melakukan upacara Labuhan dari Keraton Jogjakarta.
B. Keistimewaan Pantai Parang Tritis
Parangtritis adalah sebuah pantai yang landai dan mempesona dikombinasikan dengan bukit berbatu, bukit pasir, dengan pasir berwarna hitam. Pantai Parangtritis yang cantik memiliki banyak fenomena yang menarik, baik pemandangan alamnya maupun kisah supranaturalnya. Ombak Parangtritis selalu membawa kayu dan bambu menuju darat yang mungkin berasal dari pantai lain di dekatnya. Beberapa kayu diambil dan dibawa oleh penduduk setempat untuk kemudian digunakan di rumah mereka sendiri. Pantai Parangtritis juga merupakan sebuah kawasan wisata yang sempurna untuk menikmati matahari tenggelam (sunset) yang sangat romantis.
Komplek yang termasuk kawasan wisata Pantai Parangtritis meliputi: Pantai Parangtritis, Pantai Parangkusumo, Pantai Depok, Dataran Tinggi Gembirowati, Petilasan Parangkusumo, Pemandian Parangwedang, Makam Syeh Maulana Magribi, Makam Syeh Bela Belu, Makam Ki Ageng Selohening, Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Depok, dan Gumuk Pasir (barchan). Di Parangkusumo terdapat kolam permandian air panas (belerang) yang diyakini dapat menyembuhkan berbagai penyakit dalam. Kolam ini diketemukan dan dipelihara oleh Sultan Hamengku Buwono VII. Adanya komplek kerajinan kerang, hotel bertaraf Internasional (Queen of South), serta penyewaan paralayang, dokar wisata, kuda, dan motor ATV (All-terrain Vechile), juga para penjual jagung bakar dan jajanan-jajanan tradisional lainnya di Parangtritis ikut menyemarakkan pariwisata di wilayah ini.
Dipantai Parangtritis juga dapat sedikit naik ke bukit kecil yang berada di sisi utara Pantai Parangtritis. Di sana banyak tersedia warung-warung kecil yang menawarkan pemandangan pantai yang menakjubkan dari atas bukit. Sambil menikmati sebutir kelapa muda dan jajanan ringan khas, Juga dapat merasakan angin pantai yang kencang berhembus sambil menyaksikan pemandangan sepanjang garis Pantai Parangtritis yang terlihat semua dari atas bukit tersebut. Jika menginginkan medan yang lebih menantang dan bisa juga mengungjungi Bukit Parangndog, yang terletak di sebelah timur Pantai Parangtritis, pada perbatasan antara Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunungkidul. Di Bukit Parangndog ini, terdapat sebuah tempat yang dikhususkan untuk olahraga paralayang dan gantole. Untuk mencapai kawasan tersebut medannya cukup berat dan menantang, namun sesampainya di atas, semua akan terbayar lunas dengan pemandangan samudera luas tanpa batas dan tak terhalang apapun, cocok sebagai tempat untuk menanti matahari tenggelam. Selain itu, Disana juga akan disambut oleh warung sederhana dengan sapaan Ibu penunggunya yang ramah. Di situ juga merupakan tempat parkir motor dan mobil. Dengan berjalan kaki naik ke atas diantara bebatuan kapur, Anda akan mencapai tempat yang digunakan untuk take off gantole.

C. Lokasi dan fasilitas Pantai Parang Tritis
Kawasan wisata Pantai Parangtritis terletak di Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Jogjakarta, sekitar 27 km sebelah selatan Kota Jogjakarta dengan jalan yang relatif datar sehingga sangat mudah dicapai. Dari arah Kota Yogyakarta terdapat dua jalur yang dapat dilalui untuk mencapai kawasan ini. Jalur yang pertama adalah jalur lurus Jogjakarta – Jalan Parangtritis – Kretek – Parangtritis. Jalur ini merupakan jalur utama yang biasa digunakan wisatawan maupun masyarakat luas pada umumnya. Jalur yang kedua adalah jalur Jogjakarta – Imogiri – Siluk – Parangtritis. Jalur ini memang lebih jauh namun menjanjikan panorama alam yang juga jauh lebih indah dan menakjubkan. Sepanjang perjalanan naik turun bukit tersebut (jangan khawatir karena jalannya sudah lebar dan beraspal halus) mata akan dimanjakan dengan areal persawahan yang luas menghijau, sungai yang mengalir indah, serta deretan bukit karst. Dari atas bukit, kita akan bisa menyaksikan pemandangan pohon-pohon yang menghijau dari bukit-bukit di bawahnya. Udara dijamin sangat sejuk dan segar, terlebih jika Anda pergi pada waktu pagi hari atau sore hari. Selain itu Anda juga akan melewati lokasi Makam Raja-Raja Imogiri.
Fasilitas di kawasan wisata ini sudah cukup lengkap. Di sekitar pantai, terdapat banyak sekali hotel dan penginapan dengan berbagai range harga, termasuk hotel dan penginapan yang terletak di atas bukit yang menawarkan pemandangan pantai yang sangat indah. Di sekitar kawasan pantai, Anda juga bisa menemukan berbagai macam toko souvenir dan oleh-oleh khas Jogjakarta (Bantul), toko-toko kelontong, dan warung-warung makan. Khusus mengenai makanan, sebaiknya Kita tidak melewatkan wisata kuliner di Pantai Depok yang menyediakan ikan dan makanan laut segar lainnya, langsung dibeli dan dimasak di tempat, dengan pilihan bumbu masakan yang sangat lezat. Kita bisa membeli berbagai jenis ikan, udang, cumi-cumi, atau kepiting di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Depok dan menyewa jasa masak (yang sekaligus menyediakan tempat makan lesehan, nasi, sambal, lalapan, dan berbagai jenis minuman termasuk kelapa muda segar) di warung-warung yang berjejer di sepanjang Pantai Depok. Menyantap seafood segar dan fresh from the kitchen ditemani sebutir kelapa muda sambil menyaksikan pemandangan laut sungguh merupakan pengalaman tak terlupakan. Dan jangan khawatir soal harga, karena harga seafood segar dan mantap di Pantai Depok ini relatif murah dan terjangkau. Di Pantai Depok juga terdapat pasar tradisional yang menjual berbagai macam jajanan khas pantai, seperti ikan goreng, undur-undur goreng, peyek ikan , dan sebagainya. Tersedia juga di sini rujak (buah-buahan segar dengan bumbu manis pedas) dengan harga yang sangat terjangkau.
Kawasan wisata Pantai Parangtritis juga menyediakan lahan parkir yang luas dan penyewaan kamar mandi. Sedangkan di bibir pantai Anda bisa menyewa dokar (kereta kuda), motor ATV, kuda, maupun paralayang yang sangat menantang adrenalin. Berfoto-foto di kawasan gumuk pasir membuat Anda seolah-olah sedang berfoto-foto di gurun pasir di Afrika, tak heran tempat ini sering digunakan untuk foto-foto prewedding. Disarankan Anda tidak berenang terlalu ke dalam, karena ombak Pantai Parangtritis cukup berbahaya.    
Tiket masuk kawasan wisata Pantai Parangtritis (meliputi seluruh kompleks) adalah Rp. 3000, - per orang ditambah biaya asuransi sebesar Rp. 250, - per orang. Sedangkan retribusi untuk sepeda motor adalah Rp. 500, -, mobil Rp. 1000, -, dan bus pariwisata Rp. 2000, -. Untuk menyewa kuda atau dokar, Anda bisa membayar Rp. 20.000, - untuk satu kali putaran bolak balik, dan untuk menyewa mobil ATV tarifnya adalah sekitar Rp. 50.000, - hingga Rp. 100.000, - per setengah jam.

D. Sunset di Parang Tritis
Ketika matahari sudah condong ke barat dan cuaca cerah, tibalah saatnya untuk bersenang-senang. Meskipun pengunjung dilarang berenang, Pantai Parangtritis tidak kekurangan sarana untuk having fun. Di pinggir pantai ada persewaan ATV (All-terrain Vechile), tarifnya sekitar Rp. 50.000 - 100.000 per setengah jam. Masukkan persneling-nya lalu lepas kopling sambil menarik gas. Brrrrooom, motor segala medan beroda 4 ini akan melesat membawa Anda melintasi gundukan pasir pantai.
ATV mungkin hanya cocok untuk mereka yang berjiwa petualang. Pilihan lain adalah bendi. Menyusuri permukaan pasir yang mulus disapu ombak dengan kereta kuda beroda 2 ini tak kalah menyenangkan. Bendi akan membawa kita ke ujung timur Pantai Parangtritis tempat gugusan karang begitu indah sehingga sering dijadikan spot pemotretan foto pre-wedding. Senja yang remang-remang dan bayangan matahari berwarna keemasan di permukaan air semakin membangkitkan suasana romantis.
Pantai Parangtritis juga menawarkan kegembiraan bagi mereka yang berwisata bersama keluarga. Bermain layang-layang bersama si kecil juga tak kalah menyenangkan. Angin laut yang kencang sangat membantu membuat layang-layang terbang tinggi, bahkan bila Anda belum pernah bermain layang-layang sekalipun.





BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pantai Parang Tritis adalah sebuah pantai  yang terletak di kota Yogyakarta. Pantai ini merupakan pantai yang paling terkenal diYogyakarta karena memiliki banyak keistimewaan, salah satunya adalah pemandangan alamnya sangat indah. Di pantai Parang Tritis kita dapat menikmati sunset dan ombak yang begitu besar. Pantai Parangtritis sangat bagus untuk dijadikan obyek wisata budaya yang mendatangkan devisa bagi Negara Indonesia.
B. Saran
Pantai Parang Tritis sudah menjadi obyek wista tujuan para wisatawan dalam negeri maupun wistawan manca negara karena keistemewaan yang dimiliki. Namun menurut saya obyek wista Pantai Parangtritis ini akan dapat lebih berkembang dan dikenal banyak orang apabila kita mengadakan pengenalan kepada masyarakat luas secara terperinci mengenai pantai tsb. serta kelebihan-kelebihan yang
dimiliki dibandingkan dengan pantai lainnya. Disamping itu kebersihan disekitar pantai Parangtritis harus selalu dijaga agar tidak menimbulkan sampah yang menumpuk disepanjang pantai dan harus dibersihkan setiap saat.

TUGAS MAKALAH PARIWISATA BERKELANJUTAN



TUGAS MAKALAH
PARIWISATA BERKELANJUTAN







Disusun oleh:
EDWIN DAWA (511100102)
JURUSAN: HOSPITALITY




SEKOLAH TINGGI PARIWISATA AMPTA YOGYAKARTA
2012




KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat TUHAN YANG MAHA ESA yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang tepat pada waktunya yang berjudul “PARIWISATA BERKELANJUTAN”

Makalah ini berisikan tentang informasi prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan.
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua . Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga TUHAN senantiasa meridhai segala usaha kita.
Amin.
JOGJAKARTA 27 OKTOBER 2012

PENYUSUN









BAB 1
PENDAHULUAN

  1. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanegaraman hayati yang sangat tinggi yang berupa sumber daya alam yang berlimpah, baik di daratan, udara maupun di perairan. Semua potensi tersebut mempunyai peranan yang sangat penting bagi pengembangan kepariwisataan, khususnya Pariwisata berkelanjutan wisata alam. Potensi Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA) yang dimiliki Indonesia, antara lain berupa keanekaragaman hayati, keunikan dan keaslian budaya tradisional, keindahan bentang alam, gejala alam, peninggalan sejarah/budaya yang secara optimal untuk kesejahteraan masyarakat.
Keseluruhan potensi ODTWA tersebut di atas merupakan sumber daya ekonomi yang bernilai tinggi dan sekaligus merupakan media pendidikan dan pelestarian lingkungan. Sasaran tersebut di atas dapat tercapai melalui pengelolaan dan pengusahaan yang benar dan terkoordinasi, baik lintas sektoral maupun swasta yang berkaitan dengan pengembangan kegiatan pariwisata alam, misalnya kepariwisataan berkelanjutan, pemerintah daerah, lingkungan hidup, dan lembaga swadaya masyarakat. Dalam pengembangan kegiatan pariwisata berkelanjutan.

  1. RUMUSAN MASALAH
  • Apa pengertian PARIWISATA BERKELANJUTAN?
  • Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan untuk membuat suatu PARIWISATA BERKELANJUTAN?
  • Bagaimana PARIWISATA BERKELANJUTAN DAERAH atau LOKAL?
C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH
  • Tujuan penulisan makalah ini adalah agar terciptanya objek wisata yang ramah lingkungan dengan mengacu pada teori-teori pariwisata berkelanjutan.

BAB II
PEMBAHASAN


  1. PENGERTIAN PARIWISATA BERKELANJUTAN

pembangunan kepariwisataan berkelanjutan menjadi hal penting untuk pengembangan pariwisata diIndonesia. Salah satu pembangunan kepariwisataan berkelanjutan tersebut adalah green jobs atau pekerjaan berkelanjutan di sektor pariwisata
Pembangunan pariwisata berkelanjutan bisa melestarikan dan memelihara keindahan, kehidupan, dan budaya Indonesia yang diwariskan untuk generasi yang akan datang. Saat ini dibutuhkan di sektor pariwisata, keahlian yang hijau.
Ia menuturkan profil kehijauan pengusaha dan perusahaan di sektor pariwisata dituntut untuk mampu beradaptasi dengan lingkungan. Perubahan-perubahan, lanjutnya, akan berdampak pada kebijakan lapangan kerja yang lebih ramah di sektor pariwisata.
Sehingga diperlukan peningkatan keahlian di sektor pariwisata yang hijau, baik di tingkat pariwisata maupun nasional. Ia sendiri melihat sudah adanya proses fondasi pembangunan pariwisata berkelanjutan oleh industri-industri di berbagai daerah di Indonesia.
Pembangunan kepariwisataan berkelanjutan bukan pilihan tetapi keharusan. Bukan saja urusan pemerintah, tetapi juga di sektor pemangku kepentingan dan masyarakat.
Oleh karena itu, rencana strategis pembangunan kepariwisataan berkelanjutan berkaitan erat dengan pekerjaan yang berbasis lingkungan. Sehingga menghasilkan pariwisata yang mampu memberikan lapangan pekerjaan namun tetap berdasarkan pada pelestarian lingkungan.
Pariwisata memberikan kesejahteraan dan pekerjaan yang layak, namun ramah lingkungan.
Pariwisata jika dikelola dengan baik juga bisa menjadi pelestarian kebudayaan.



  1. TUJUAN
.
  • Untuk menyamakan persepsi para pengembang pariwisata berkelanjutan.
  • Sebagai acuan dalam memanfaatkan potensi kawasan secara pariwisata berkelanjutan
  1. Menggali Potensi pariwisata Untuk Meningkatkan Perekonomian Daerah atau local.
  1. Kawasan hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri-ciri khas tertentu yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keaneka ragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya. Hutan konservasi terdiri dari Kawasan Pelestarian Alam (meliputi taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam), Kawasan Suaka Alam (meliputi suaka margasatwa dan cagar alam), serta Taman Buru.
  2. Kawasan Pelestarian Alam adalah hutan dengan ciri-ciri khas tertentu yang mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
  3. Kawasan Suaka Alam adalah hutan dengan ciri-ciri khas tertentu yang mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman tumbuah dan satwa serta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan.
  4. Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi alam
  5. Taman Wisata Alam adalah kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi.
  1. PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN PARIWISATA BERKELANJUTAN TERHADAP EKOWISATA.
Dalam pengembangan ekowisata perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
  1. Konservasi
  • Pemanfaatan keanekaragaman hayati tanpa merusak sumber daya alam itu sendiri.
  • Relatif tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kegiatannya bersifat ramah lingkungan.
  • Dapat dijadikan sumber dana yang besar untuk membiayai pembangunan konservasi.
  • Dapat memanfaatkan sumber daya lokal secara lestari.
  • Meningkatkan daya dorong yang sangat besar bagi pihak swasta untuk berperan serta dalam program konservasi. Mendukung upaya pengawetan jenis.
  1. PendidikanMeningkatkan kesadaran masyarakat dan merubah perilaku masyarakat tentang perlunya upaya konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
  2. Ekonomi
  • Dapat memberikan keuntungan ekonomi bagi pengelola kawasan, penyelenggara ekowisata dan masyarakat setempat.
  • Dapat memacu pembangunan wilayah, baik di tingkat lokal, regional mapun nasional.
  • Dapat menjamin kesinambungan usaha.
  • Dampak ekonomi secara luas juga harus dirasakan oleh kabupaten/kota, propinsi bahkan nasional.
  1. Peran Aktif Masyarakat
  • Menggugah prakarsa dan aspirasi masyarakat setempat untuk pengembangan ekowisata.
  • Memperhatikan kearifan tradisional dan kekhasan daerah setempat agar tidak terjadi benturan kepentingan dengan kondisi sosial budaya setempat.
  • Menyediakan peluang usaha dan kesempatan kerja semaksimal mungkin bagi masyarakat sekitar kawasan.
  1. Wisata
  Menyediakan informasi yang akurat tentang potensi kawasan bagi pengunjung.
  Kesempatan menikmati pengalaman wisata dalam lokasi yang mempunyai fungsi konservasi.
  Memahami etika berwisata dan ikut berpartisipasi dalam pelestarian lingkungan & memberikan kenyamanan dan keamanan kepada pengunjung.
  1. Tahap Perencanaan
Perencanaan merupakan tahap awal dari pengembangan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Antisipasi dan regulasi dari perubahan yang akan terjadi dalam suatu sistem yang akan dikembangkan, dirancang atau disusun dalam perencanaan. Hal ini dilakukan dengan harapan bahwa pengembangan dapat meningkatkan keuntungan sosial, ekonomi dan lingkungan bagi setiap pelakunya. Proses perencanaan diharapkan terpadu, melibatkan semua pihak dan mengacu kepada rencana pengembangan lokal, regional dan nasional.
Adapun kriteria yang perlu diperhatikan pada tahap perencanaan ini meliputi:
pengembangan ekowisata harus mengacu pada rencana pengelolaan kawasan.
Rencana pengelolaan kawasan merupakan panduan tertulis pengelolaan habitat, kegiatan, peruntuka kawasan, pengorganisasian dan monitoring dalam rangka menjamin kelestarian fungsi kawasan. Pengembangan ekowisata yang merupakan salah satu kegiatan yang diperkenankan untuk dilakukan didalam kawasan taman nasional dan taman wisata alam, dengan demikian harus sesuai dengan rencana pengelolaan kawasan. 
  1. Memperhatikan kondisi ekologi/lingkungan.
Alam merupakan modal dasar penyelenggaraan ekowisata, untuk itu kriteria terhadap aspek ini menjadi sangat penting agar kegiatan ekowisata tidak menimbulkan dampak yang merusak kawasan Taman Nasional dan Taman Wisata Alam serta lingkungan sekitarnya. Diantara yang harus diperhatikan adalah: 
  • Rona awal kondisi fisik, kimia, biologi dan wilayah yang akan dkembangkan menjadi obyek wisata.
  • Perilaku satwa; ekowisata yang akan dikembangkan tidak akan merubah perilaku satwa.
  • Perencanaan sarana dan prasarana harus direncanakan dengan seting alam setempat dan tidak memotong lintasan satwa/jalur satwa.
  1. Memperhatikan daya tarik, keunikan alam dan prospek pemasaran daya tarik tersebut.
Pengemasan produk dan pemilihan obyek yang merupakan ciri khas dan daya tarik suatu wilayah pengembangan ekowisata harus terencana dengan baik dan variatif.
  1. Memperhatikan kondisi sosial, budaya dan ekonomi.
Pengetahuan tentang alam dan budaya serta daya tarik suatu wilayah dimiliki oleh masyarakat setempat. Oleh karena itu keterlibatan masyarakat pada tahap perencanaan akan sangat berpengaruh untuk keberlanjutan obyek dimaksud. Dengan melibatkan masyarakat secara aktif, masyarakat akan merasa memiliki obyek ekowisata tersebut.
  1. Tata Ruang
Kegiatan yang direncanakan harus memperhatikan tingkat pemanfaatan ruang dan daya dukung ruang yang tersedia bagi pengunjung, serta fasilitas umum yang memadai. Yang harus diperhatikan:
  • Kualitas daya dukung lingkungan kawasan tujuan melalui pelaksanaan sistem pemintakatan (zonasi).
  • Perencanaan pembangunan wilayah setempat; ekowisata yang akan dikembangkan harus terintegrasi dengan pembangunan wilayah setempat.
  1. Melakukan analisis potensi dan hambatan yang meliputi analisis terhadap potensi sumberdaya dan keunikan alam, analisis usaha, analisis dampak lingkungan, analisis ekonomi (cost & benefit), analisis sosial dan analisis pemanfaatan ruang.
  2. Menyusun Action Plan/Rancang Tindak Terintegrasi atas dasar analisis yang telah dilakukan.
  3. Melakukan Public Hearing/Konsultasi Publik terhadap rencana yang akan dikembangkan.

  1. Pariwisata Berkelanjutan mempertimbangkan dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan yang ditimbulkannya baik saat ini maupun di masa mendatang; selain itu juga menjawab kebutuhan wisatawan, industri, lingkungan, dan populasi setempat. Hal ini berlaku sama untuk pariwisata di semua ekosistem, baik kawasan perkotaan, pesisir, pedesaan, pegunungan, dan sebagainya; dengan penekanan yang berbeda di masing-masing ekosistem atau konteks masyarakat.
Terdapat dua pendekatan dalam hal ini, yaitu:
    1. Mereduksi dampak pariwisata pada lingkungan
Jenis-jenis pariwisata berkelanjutan dengan pendekatan ini adalah:
  • Pariwisata Ramah Lingkungan
  • Ekowisata
  • Pariwisata yang Bertanggung Jawab
    1. Mereduksi dampak pariwisata pada sosial budaya
Jenis-jenis pariwisata berkelanjutan dengan pendekatan ini adalah:
  • Pariwisata berbasis masyarakat atau pariwisata inti rakyat
  • Pariwisata sukarelawan
  • Pariwisata solidaritas





J. Pembangunan pariwisata yang berkelanjutan dapat dikenali melalui prinsip-prinsipnya yang dielaborasi berikut ini. Prinsip-prinsip tersebut antara lain partisipasi, keikutsertaan para pelaku (stakeholder), kepemilikan lokal, penggunaan sumber daya secara berkelanjutan, mewadahi tujuan-tujuan masyarakat, perhatian terhadap daya dukung, monitor dan evaluasi, akuntabilitas, pelatihan serta promosi.
1. Partisipasi
Masyarakat setempat harus mengawasi atau mengontrol pembangunan pariwisata dengan ikut terlibat dalam menentukan visi pariwisata, mengidentifikasi sumber-sumber daya yang akan dipelihara dan ditingkatkan, serta mengembangkan tujuan-tujuan dan strategi-strategi untuk pengembangan dan pengelolaan daya tarik wisata. Masyarakat juga harus berpartisipasi dalam mengimplementasikan strategi-strategi yang telah disusun sebelumnya.
2. Keikutsertaan Para Pelaku/Stakeholder Involvement
Para pelaku yang ikut serta dalam pembangunan pariwisata meliputi kelompok dan institusi LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), kelompok sukarelawan, pemerintah daerah, asosiasi wisata, asosiasi bisnis dan pihak-pihak lain yang berpengaruh dan berkepentingan serta yang akan menerima dampak dari kegiatan pariwisata.
3. Kepemilikan Lokal
Pembangunan pariwisata harus menawarkan lapangan pekerjaan yang berkualitas untuk masyarakat setempat. Fasilitas penunjang kepariwisataan seperti hotel, restoran, dsb. seharusnya dapat dikembangkan dan dipelihara oleh masyarakat setempat. Beberapa pengalaman menunjukkan bahwa pendidikan dan pelatihan bagi penduduk setempat serta kemudahan akses untuk para pelaku bisnis/wirausahawan setempat benar-benar dibutuhkan dalam mewujudkan kepemilikan lokal. Lebih lanjut, keterkaitan (linkages) antara pelaku-pelaku bisnis dengan masyarakat lokal harus diupayakan dalam menunjang kepemilikan lokal tersebut.
4. Penggunaan Sumber Daya yang Berkelanjutan
Pembangunan pariwisata harus dapat menggunakan sumber daya dengan berkelanjutan yang artinya kegiatan-kegiatannya harus menghindari penggunaan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui (irreversible) secara berlebihan. Hal ini juga didukung dengan keterkaitan lokal dalam tahap perencanaan, pembangunan dan pelaksanaan sehingga pembagian keuntungan yang adil dapat diwujudkan. Dalam pelaksanaannya, kegiatan pariwisata harus menjamin bahwa sumber daya alam dan buatan dapat dipelihara dan diperbaiki dengan menggunakan kriteria-kriteria dan standar-standar internasional.
5. Mewadahi Tujuan-tujuan Masyarakat
Tujuan-tujuan masyarakat hendaknya dapat diwadahi dalam kegiatan pariwisata agar kondisi yang harmonis antara pengunjung/wisatawan, tempat dan masyarakat setempat dapat terwujud. Misalnya, kerja sama dalam wisata budaya atau cultural tourism partnership dapat dilakukan mulai dari tahap perencanaan, manajemen, sampai pada pemasaran.
6. Daya Dukung
Daya dukung atau kapasitas lahan yang harus dipertimbangkan meliputi daya dukung fisik, alami, sosial dan budaya. Pembangunan dan pengembangan harus sesuai dan serasi dengan batas-batas lokal dan lingkungan. Rencana dan pengoperasiannya seharusnya dievaluasi secara reguler sehingga dapat ditentukan penyesuaian/perbaikan yang dibutuhkan. Skala dan tipe fasilitas wisata harus mencerminkan batas penggunaan yang dapat ditoleransi (limits of acceptable use).
7. Monitor dan Evaluasi
Kegiatan monitor dan evaluasi pembangunan pariwisata berkelanjutan mencakup penyusunan pedoman, evaluasi dampak kegiatan wisata serta pengembangan indikator-indikator dan batasan-batasan untuk mengukur dampak pariwisata. Pedoman atau alat-alat bantu yang dikembangkan tersebut harus meliputi skala nasional, regional dan lokal.
8. Akuntabilitas
Perencanaan pariwisata harus memberi perhatian yang besar pada kesempatan mendapatkan pekerjaan, pendapatan dan perbaikan kesehatan masyarakat lokal yang tercermin dalam kebijakan-kebijakan pembangunan. Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam seperti tanah, air, dan udara harus menjamin akuntabilitas serta memastikan bahwa sumber-sumber yang ada tidak dieksploitasi secara berlebihan.
9. Pelatihan
Pembangunan pariwisata berkelanjutan membutuhkan pelaksanaan program-program pendidikan dan pelatihan untuk membekali pengetahuan masyarakat dan meningkatkan keterampilan bisnis, vocational dan profesional. Pelatihan sebaiknya meliputi topik tentang pariwisata berkelanjutan, manajemen perhotelan, serta topik-topik lain yang relevan.
10. Promosi
Pembangunan pariwisata berkelanjutan juga meliputi promosi penggunaan lahan dan kegiatan yang memperkuat karakter lansekap, sense of place, dan identitas masyarakat setempat. Kegiatan-kegiatan dan penggunaan lahan tersebut seharusnya bertujuan untuk mewujudkan pengalaman wisata yang berkualitas yang memberikan kepuasan bagi pengunjung.

BAB III
PENUTUP
  1. KESIMPULAN
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekagaraman hayati yang sangat tinggi yang berupa sumber daya alam yang berlimpah, baik di daratan, udara maupun di perairan. Semua potensi tersebut mempunyai peranan yang sangat penting bagi pengembangan kepariwisataan, khususnya wisata alam.
Sasaran tersebut di atas dapat tercapai melalui pengelolaan dan pengusahaan yang benar dan terkoordinasi, baik lintas sektoral maupun swasta yang berkaitan dengan pengembangan kegiatan pariwisata berkelanjutan, misalnya kepariwisataan, pemerintah daerah, lingkungan hidup, dan lembaga swadaya masyarakat. Dalam pengembangan kegiatan pariwisata berkelanjutan terdapat dampak positif dan dampak negatif, baik dalam masalah ekonomi, sosial, dan lingkungan alami.


  1. SARAN
Dengan ditulisnya makalah yang menjelaskan tentang “PARIWISATA BERKELANJUTAN” Semoga kita semua benar-benar memahami tentang apa seharusnya kita dapatkan.
Sehingga, jika ada hak-hak yang belum kita dapatkan, kita bisa memperjuangkannya. Begitu juga sebaliknya, jika hak-hak sebagai perencanaan Pariwisata berkelanjutan, maka sepatutnya kita menjalankan kewajiban kita sebagai warga Negara. Dengan demikian, negeri ini akan maju dan penuh dengan keadilan, kemakmuran, aman dan sejahtera.



EDWIN DAWA


TOURISM MANAJEMEN


                                                                      GADIS KU